Welcome to My Page

Senin, 31 Desember 2012

Bye Bye 2012


2012, aku tidak tau berapa banyak air mata yg terbuang tahun ini, berapa ribu langkah yg sudah ku tempuh untuk menggapai sesuatu yg pada akhirnya sampai saat ini belum aku dapatkan. Bahkan di tahun ini, aku memvonis diriku bodoh dan gagal. Hari ini aku duduk selama 5 jam di tempat yang sama, seorang diri bertemankan nescafe dingin, bahkan perasaanku pun ikut membeku di dalamnya. Akhirnya aku meneteskan air mata, ketika melihat beberapa orang yang tampak sangat akrab. Mereka terlihat begitu menikmati waktu yang tersisa di tahun 2012 ini, andai saja aku sedang di rumah bersama mereka sekarang, ahh.. Sekarang sadar, kenapa Tuhan tidak mengizinkan aku kuliah di tempat yang jauh, mungkin aku belum cukup mandiri untuk bisa hidup jauh dari mereka, ya mungkin..

Sekarang pandanganku tertuju pada pria dan wanita yang baru saja memasuki ruangan yang ku huni sejak beberapa jam yang lalu itu. Mereka terlihat begitu dekat dan aku menyimpulkan bahwa mereka adalah sepasang sejoli. Sejoli yang kuperkirakan umurnya beberapa tahun lebih muda dariku itu kemudian duduk bersama. Aku teringat, aku juga pernah melakukan hal yang sama, ketika aku berfikir kaulah bulan, kaulah bintang, ahh bodoh, bocah bau kencur sudah pacaran. Untuk ini, aku tak mengizinkan sebutir air matapun keluar.

Aku kembali menyeruput nescafeku yang tinggal 3/5 dari isi gelas panjang di hadapanku. Rasanya dingin sampai ketenggorokan, sesak di dada mulai terasa. Kali ni aku memperhatikan seorang pria yang duduk di sudut ruangan. Aku memperhatikannya dari belakang, rambutnya lurus, jigrak. Kulitnya putih, memakai kemeja hitam, memainkan hp sambil sesekali menyeruput lemon tea ny, tampak hidungnya yang bangir, dan sepotong alis tebalnya. Aku ternhenyak. Dia seperti... seperti orang yang selama ini ada dalam doaku. Aku terus memperhatikannya, samar-samar, akhirnya aku tersadar dia pun menoleh ke arahku, ahh ternyata aku salah orang, matanya sipit, tidak sayu seperti pria yang kukagumi selama 3 tahun terakhir ini. Aku segera berpaling, kulihat beberapa capture sms hpku yang lama sudah ku salin. Sekarang aku benar-benar yakin aku mencintaimu, bukan sekedar menyukaimu. Beberapa butiran bening jatuh di atas layar hp yang menampilkan capture sms.


Tak terasa, 2 tahun lebih sudah berlalu. Masihkah ada ragu di hatimu? Biar beberapa bongkahan es batu di dalam gelas ini yang jadi saksi betapa dinginnya hatiku tanpamu, aku masih ingin menunggu, menunggumu lebih lama lagi. 




Tapi ga nyadar, aku juga ngikut jadi cool loh.



Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu diam lagi sambil memandangi sekelilingku. Kali ini sepertinya dia seorang dokter, aku melihat jas putih tersangkut di tangannya. Rambutnya sudah hampir putih semua, kacamatanya juga tebal sekali seperti pantat botol, bersama seorang anak kecil dengan mulut bercelemot es krim, mungkin cucunya, pikirku. Aku mengabaikannya sejenak, tapi kemudian pikiranku melayang jauh ketika aku masih kanak-kanak. Kala itu, nyawa manusia seperti tak ada harganya. Kepala manusia bertebaran di mana-mana. Ku rasa tak ada yang menyangka, aku pernah berada dalam peristiwa itu, perang antara suku madura dan dayak. Ya, saat itu aku berada di Kalimantan Barat, menjadi saksi hidup yang melihat betapa mengerikannya saat itu. Saat itu aku tinggal di sebuah kota kecamatan, singkatnya aku mengalami kecelakaan dan keluargaku membawaku ke sebuah rumah sakit di kota provinsi, Pontianak. Di jalan, aku sangat takut, mobil kami di periksa oleh gerombolan orang bertelinga panjang, untung saja tak ada senjata tajam, sambil mereka membaui kami untuk memastikan bahwa kami bukan suku madura. Sampai di rumah sakit, aku diperiksa, kemudian di rongsen, ku lihat kedua orang tuaku sangat serius bercakap-cakap dengan dokter itu, lalu.... mama menangis, saat itu aku juga ikut menangis, ku pikir aku akan mati. Hari ke hari tanganku masih saja sangat berat, tak bisa digerakkan sedikitpun. Terdengar olehku bahwa tanganku harus diamputasi. Saat itu, aku benar-benar bahagia, tanpa tau apa arti amputasi, tanpa tau aku akan hidup cacat, tanpa tau betapa perihnya hati kedua orang tuaku, aku benar-benar bahagia bahwa aku belum akan mati, ya saat itu.. Hingga akhirnya datang seorang kakek, berkacamata dan berambut putih menghampiri tempat tidurku, namanya siapa? Sapanya waktu itu, dia ramah sekali. Singkat cerita saat itu aku tidak boleh makan, aku selalu menangis karena tidak diizinkan ‘ngedot’, akhirnya aku ‘ngedot’ diam-diam tanpa tau suster, di dalam gendongan mama. Ternyata besok paginya aku digantikan pakaian, semuanya berwarna putih, seperti malaikat kecil yang akan kembali ke surga, aku lihat bebapa orang mendorongku hingga ke suatu ruangan, dan semua berhenti, diam, aku melihat mata mama dan  papa berkaca-kaca, kakak memeluk erat pinggang mama, sejenak terekam dalam memoriku, lalu kakek kemarin bilang “Dia cantik, putih sekali” Aku hanya memandangi mereka satu-persatu kemudian dibawa masuk ke ruangan, tapi aku bingung kenapa mama dan papa tidak ikut. Lalu ku pejamkan mataku, beberapa saat setelah dorongan berhenti, ku buka mataku, terang sekali, ahh aku sudah sampai di surga, pikirku. Dan kakek tadi muncul lagi, mungkin dia malaikat. Ternyata aku terbaring dibawah sebuah lampu besar dan banyak membentuk bulatan, aku melihat sekelilingku, seorang wanita berpenutup mulut mendorong rak penuh gunting dan pisau. Aku merasa ngeri. Kemudian dia berkata, “jangan dilihat sayang, tidur saja ya” Tapi aku tetap memperhatikan gerak gerik mereka, lalu aku disuntik, perlahan aku melihat lampu besar tadi turun dan terus mendekatiku, sepertinya akan menimpaku, belum sempat menimpaku, aku sudah tertidur. Esoknya aku bangun dengan tangan kiriku berada di  atas bantal kecil. Penuh gips dan terbungkus perban. Kakek itu datang lagi membawa kotak berisi mainan pancing-pancingan ikan. Aku ingat sekali, kami memancing ikan mainan dan tertawa bersama saat itu. Beberapa hari berlalu, setiap hari aku selalu dikunjungi kakek baik hati itu, dia selalu membawakan sesuatu, permen, coklat, dan hari itu, dia membawakanku boneka winnie de pooh kecil, dia berkata “Kalau sudah besar mau kan jadi dokter kayak kakek?” aku mengangguk saat itu, ternyata itu hari terakhir aku bertemu dengannya. Belakangan setelah aku besar, aku tau, dia adalah dokter bedah tulang asal Singapura yang datang ke Pontianak hanya untuk mengoperasiku hingga akhirnya aku tetap bisa hidup normal seperti sekarang, punya dua tangan. Mungkin 1 bulan lebih aku di rumah sakit, 1 tahun lebih aku harus menjalani therapy agar tanganku bisa digerakkan kembali, tak terhitung berapa banyak biaya yang kuhabiskan, berapa banyak air mata yang tercurah karena ku, berapa banyak waktu yang harus mereka korbankan untukku.
Kali ini aku terisak, betapa aku harus bersyukur diberi kesempatan untuk menjadi dokter, kakek, seandainya aku masih bisa berjumpa denganmu, ingin sekali kucium kakimu, kupeluk erat-erat lalu berkata “kakek, aku pasienmu yang sekarang akan menjadi dokter, menjadi penerusmu InsyaAllah”

Aku memandangi kakek yang duduk di depanku, sampai ia pergi dari ruangan ini, dan menghilang dari pandanganku.

Hari ini aku benar-benar yakin, semua yang Dia beri dalam hidupku ini adalah yang terbaik. Tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah keberhasilan yang tertunda. Lihat betapa hebat nikmat yang Dia beri, Dia tunjukkan kebesarannya, Dia tunjukkan semua yang berlalu selalu ada hikmahnya. Maafkanlah hambamu yang tak pandai bersyukur ini. Mari tutup lembaran lama, buka lembaran baru, selamat tahun baru 2013, semoga menjadi insan manusia yang lebih baik lagi, Amin.

Jumat, 28 Desember 2012

Random

Setelah sekian lama menghilang dari peradaban, muncul lagi nih. hahah padahal baru semingggu aja gak ngepost sehhh gayanya macem dah banyak aja pos awak iya :D
Okesip, to the point aja, seminggu berlalu gak terasa. SALJU! Akhirnyaaa hahhahha aku merasakan salju. Maklum ya, pertama kali, jadi rada alay gitu. Tapi kali ini bukan mau cerita tentang liburanku yg begitu amazing itu :p soalnya internet lola, foto banyak, kebayangkan gimana mau ngeposnya? Jadi nanti aja selesai ujian bakal ngepos tentang liburan kemarin.

Jadi kemarin sebelum pergi liburan, aku tinggal di rumah tante, kami cerita banyak hal karena tanteku ini memang berjiwa muda. Hahahah oke, sampai pada satu pertanyaan yang membuatku terdiam "Lilis udah punya pacar?" #jlebbb baygon mana baygon? -___- "Lilis enggak mau pacaran lagi tante, langsung nikah aja" Spontan gelak tawa mengudara. Cerita punya cerita, akhirnya tante bilang "Kamu kok gk mau balik sama anak fttm itb itu, masa depan kan cerah" Hadehhh perlu nih teriak di atas monas kali ya kalau aku cuma suka kakak cool itu, lagian rezeki & jodoh udah Tuhan yang atur. Tapi aku selalu berdoa loh, minta sama Tuhan jodohkan kami -___- ciyusss

Random ya, orang kayak aku, cantik enggak, pinter juga enggak, apalagi seksi, wahhh jauh tuu, hahaha berani-beraninya suka sama orang yang nyaris sempurna. Gak kok, aku gak pernah mimpiin dia jadi pacar aku, tapi mimpiin dia jadi suami aku boleh dong, boleh yaa :'(

RANDOM PARAHH!

Minggu, 16 Desember 2012

Pus pus

Tadi di jalan liat kucing yang jalannya pincang, kasihan banget :'(
Jadi kangen kucing di rumah yang sekarang anaknya udah 6, hilang 2 tinggal 4. 3 baru dilahirkan beberapa pekan lalu.
Dulu pernah punya kucing yang setengah badannya gak berbulu karna disiram air panas,
Kasihan banget kann :'(
Tapi itu waktu di Kalimantan, aku titipin kucingnya ke tetangga waktu mau pindah ke Medan
Dan gak tau nasibnya gimana sekarang...
Pengen kayak dr. Rosdiana Siregar yang punya rumah kucing, hehe
Trus bisa ngerawat kucing-kucing di jalanan yang sering dizalimi banyak orang -_-
Nanti kalau udah pulang ke rumah, aku share foto-foto kucing aku, lebih imut dari yang di atas ;3

Sabtu, 15 Desember 2012

Go to Penang Island

Ok, kali ini pengen share cerita waktu aku ke Penang. Jadi waktu itu mama & papa rencana pergi ke Penang buat check up di Loh Guan Lyee, singkat cerita ntah kenapa aku jadi bisa ikut, hahahha
Tujuan utama, aku nemani mama & papa check up, tujuan sampingan ya tentu adalah kan niat jalan-jalan :D
Rumah sakitnya bener-bener buedaaaa dengan rumah sakit di Indonesia. Waktu itu masih SMA, sempet kepikiran sih buat sekolah di sana, trus nanti bisa jadi dokter di rumah sakit itu hahahha

Urusan check up selesai, sekarang waktunya jalan-jalan, yeiyyyyyyyyy

Awalnya ke sana-sini naik taksi, rumah sakit-hotel-tempat makan, dan biayanya lumayannn. Untuk jalan-jalan aku memberanikan diri ngajak mama & papa naik busway, kalau di sana namanya Rapid. Akhirnya aku pelajari rute dan nomor-nomornya dari panduan wisata di hotel, dan ternyata gak sesulit yang di bayangkan. Supir rapidnya itu ramah-ramah, kalau kita terlihat seperti orang asing, dia akan nanyain tujuan kita, dengan modal sedikit bisa bahasa inggris aja insyaAllah gak bakalan nyasar kok. Oiya, kalau mau naik rapid itu, naiknya harus dari pintu depan, kita masukkan uang pas ke dalam kotak di samping supir, dan tiket akan keluar otomatis, uang yang lebih tidak akan dikembalikan dan jangan lupa keluarnya harus dari pintu belakang.

Ini Menara Umno di pusat kota



 Ini di Anjung Gurney

Tujuan pertama adalah Penang Hill
Di Penang Hill, kami naik kereta api listrik ke puncak bukit bendera

Di Bukit Bendera, ada berbagai tempat ibadah, peninggalan sejarah, wahana permainan, dan tentu saja banyak sekali pusat perbelanjaan.

Next, kami pergi ke Kek Lok Sie temple, ini kuil bersejarah yang sangat indah arsitekturnya


Liat nih mama sama papa mesra banget :3

Selanjutnya ke Gold Sand Beach, ini bagian yang palling aku suka. Bayangin rasanya pertama kali terbang tergantung-gantung di atas laut, liat ubur-ubur, karang yang bening airnya sampe tembus gitu, rasanya bebas tanpa beban, aku parasailing sampe dua kali, pertama sama instrukturnya, trus sama papa, hehehe gak berani sih sendiri, lagian mama di ajak gak mau

Terbang bersama instruktur parasailing


Sementara aku 'mengudara' papa & mama menikmati pijatan & hembusan angin pantai :p

Terbang bersama papa

Karna papa harus masuk kerja, kami pun harus segera kembali ke Indonesia, sebelumnya kami pergi ke Butterfly Farm, dan sesampainya di sana, petugasnya bilang, kalo Butterfly Farmnya udah tutup sejak 5 menit yang lalu. Rasanya sedih banget, yaudah, kapan-kapan kan bisa ke sana lagi.

Sebelum ke bandara, kami singgah di Butik Coklat untuk membeli oleh-oleh

Sepanjang perjalanan, supir taksinya cerita, kalo Pemerinta Penang itu buat sejenis rumah susun untuk masyarakat yang kurang mampu, jadi mereka gak buat pemukiman kumuh. Pantes aja, sepanjang jalan-jalan kami gak nemuin ada rumah-rumah kecil-kecil gitu, kayak yang biasa kita liat di Indonesia, di Jakarta terutama. Keren nih, maunya pemerintah Indonesia buat program kayak gini.

Ini jalan di Penang

Ini waktu di bandara, mau balik
Ok deh, mungkin sampe sini aja dulu ceritanya, lain kali kalau ke Penang lagi di sambung deh hehehe ;)


Dokter: Penyulap Riset Laboratorium Biomedis menjadi Aplikasi Medis



Menjadi dokter adalah pilihan, tetapi menjadi peneliti adalah salah satu tuntutan bagi seorang dokter. Dokter adalah peneliti, seperti halnya yang terdapat dalam 7 Stars Doctor, bahkan juga terdapat dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penelitian itu. Ketika memutuskan untuk menjadi seorang dokter, mereka tidak hanya mempertimbangkan segala aspek nyata yang berada di depan mata, mulai dari kemampuan finansial hingga tahun-tahun yang harus dilalui untuk meraih profesi yang mereka pilih, tetapi mereka juga harus melihat jauh ke depan, bagaimana sebenarnya sosok dokter yang dinanti oleh masyarakat, apa saja tanggung jawabnya dan apakah mereka mampu menjadi dokter yang seperti itu.
Sejak masa pendidikan hingga berkarir, sosok yang dikenal masyarakat dengan jas putihnya ini selalu menjalani tiga aktivitas, yaitu belajar dan mengajar, meneliti serta berkreasi seni. Ilmu Kedokteran adalah perpaduan antara science dan art. Science berarti ilmiah dan di atas landasan empiris (evidence) yang logis, sistematis dan kritis sedangkan art berarti penuh kreativitas, tidak pernah berhenti berinovasi untuk membantu pasien. Keseharian seorang dokter sungguh sibuk. Selain dituntut menjadi edukator dan komunikator yang baik, dokter juga harus senantiasa mengupdate ilmu yang mereka miliki, sehingga ada istilah Long Life Learning bagi para dokter. Bersyukurlah seseorang “terpilih” menjadi dokter.
Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi ini, ada 3 elemen penting yang diperlukan oleh dunia kesehatan saat ini, yaitu, orang-orang yang berminat dalam penelitian, latihan untuk merubah pertanyaan-pertanyaan menjadi proyek riset, dan infrastruktur pendukung seperti Institut Riset Klinis Singapura (SCRI), yang dapat mengatur proyek dan melakukan analisa statistik. Sangat penting bagi seorang dokter untuk melakukan penelitian dan menemukan hal-hal baru di bidang kesehatan sebagai sumbangsih untuk mengembangkan ilmu kesehatan dalam rangka meningkatkan kemakmuran penduduk dunia. Seorang dokter yang juga peneliti adalah elemen penting dalam proses merubah riset laboratorium biomedis menjadi aplikasi medis. Usaha-usaha ini sangatlah penting dalam memastikan pelayanan kesehatan tetap terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan penduduk dunia yang semakin meningkat.
Bidang garap riset seorang dokter sangat luas, seluas problem yang mendasari keadaan patologi seseorang atau family atau community. Pada riset etiologi, dokter berusaha mencari penyebab dari kelainan atau keadaan patologi. Pada riset pathogenesis, dokter berusaha mengungkap proses perjalanan penyakit sejak dari paparan suatu agent hingga muncul manifestasi klinis. Pada riset patofisiologi, dokter mengungkapkan hubungan kelainan molekuler dengan kondisi patologi yang dapat dilihat pada tingkat jaringan atau organ. Pada riset diagnostic, dokter berusaha mencari metode yang paling akurat dan efisien untuk mendiagnosis suatu penyakit. Pada riset terapeutik, dokter melakukan clinical trial, laboratory experimental atau membuat inovasi teknik pembedahan/tindakan. Pada riset epidemiologi, dokter berusaha mengungkap hubungan person, time and place dalam kasus endemi atau epidemi. Pada riset promotif dan rehabilitative, dokter berusaha melakukan metode komunikasi-informasi dan edukasi. Begitu luas cakupan riset seorang dokter, kuantutatif maupun kualitatif, obyektif maupun subyektif, individual maupun komunitas.
Sederhananya, ketika seorang pasien datang dengan keluhan utama, seorang dokter harus terbiasa melangkah secara sistematik sampai ia menegakan diagnosis pasti. Ini adalah contoh betapa pada setiap pasien, dokter harus melakukan suatu research.
Kesempurnaan tentu hanya milik Allah. Tetapi setiap dokter dituntut untuk terus belajar dan tidak pernah berputus asa menyempurnakan ilmu dan amalnya untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan melakukan penelitian, berarti seorang dokter turut serta untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan demi tercapainya kemakmuran penduduk dunia, terlebih jika mampu meberikan terobosan berharga dalam perkembangan dunia medis.

 *My first essay*

Dear you...

Untuk kamu, suamiku di masa yang akan datang,
Suatu hari, nanti aku berharap, kita akan berjalan bersama di bawah salju dan saling menggenggam erat :)

Haihai :)

Haiiii... setelah sekian lama blog ini ditinggalkan, sesuatu yaa...
Ternyata masih tersave paswordnya di notebook lama :D
Udah usang ya? Udah penuh sarang laba-laba deh kayaknya #krik
Tadinya niat buat blog baru, eh ternyata...
Ini blog buat tugas TIK pas SMA kelas 2 awal kalau gak salah
Gak nyangka juga dulu pernah bisa buat blog kayak gini, hahah
Jadi ingat masa-masa SMA :')